Healmind – Simak perbedaan psikopat dan sosiopat yang belum banyak diketahui orang, di sini,
Psikopat dan sosiopat adalah dua jenis gangguan mental yang memiliki gejala hampir sama, yaitu cenderung tidak memiliki empati atau rasa kasihan, kerap mengabaikan hak orang lain, hingga sering melanggar norma dan hukum.
Perbedaan Sosiopat dan Psikopat yang Belum Banyak Diketahui
Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), sosiopat dan psikopat adalah gangguan mental yang termasuk ke dalam jenis gangguan kepribadian antisosial.
Psikopat adalah kondisi yang digambarkan dengan kurangnya ekspresi emosi, ketiadaan rasa penyesalan, serta senang menimbulkan rasa sakit pada orang lain.
Di sisi lain, sosiopat adalah gangguan jiwa yang membuat pengidapnya cenderung menutup diri dari lingkungan sosial namun memiliki perilaku yang manipulatif dan eksploitatif.
DIlansir dari laman resmi RS Siloam, selain dari pengertiannya, perbedaan sosiopat dan psikopat juga bisa dilihat melalui beberapa aspek, di antaranya:
1. Dari Penyebabnya
Pada dasarnya, belum diketahui secara pasti apa penyebab sosiopat maupun psikopat. Namun, para ahli menduga bahwa kedua kondisi ini bisa dipicu oleh kombinasi faktor genetik serta pengaruh lingkungan, seperti pola asuh orang tua yang salah hingga trauma di masa lalu, seperti pelecehan seksual, bullying, dan lain sebagainya.
Selain itu, baik sosiopat maupun psikopat juga bisa dipicu oleh kelainan pada bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengembangkan nilai moral dan etika, serta rasa empati. Salah satu faktor pemicu sosiopat adalah cacat otak bawaan.
Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Cerebral Cortex tahun 2021 menunjukkan bahwa otak seorang psikopat memiliki susunan yang berbeda dengan orang awam pada umumnya, terutama adanya frontolimbic atrophy (penyusutan otak bagian frontal dan limbik).
Otak bagian frontolimbik ini berfungsi untuk memproses serta meregulasi emosi, memori, dan perilaku.
Apabila terjadi penyusutan pada bagian otak ini, maka dapat terjadi gangguan pada pengontrolan aspek-aspek tersebut. Selain itu, kelainan otak ini juga membuat seorang psikopat tidak merasa takut atau bersalah atas perbuatannya.
2. Dari Karakteristik Khususnya
Karena sama-sama termasuk gangguan kepribadian antisosial, psikopat dan sosiopat memiliki gejala klinis yang hampir serupa. Berdasarkan kriteria klinis dari buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), sejumlah ciri-ciri psikopat dan sosiopat secara umum adalah sebagai berikut:
- Cenderung mengabaikan norma dan hukum.
- Tidak bertanggung jawab dengan perbuatannya secara konsisten, seperti berhenti dari pekerjaan secara tiba-tiba atau tidak membayar tagihan setiap bulan.
- Sering berbohong, curang, atau menipu orang lain untuk kepentingan diri sendiri.
- Kesulitan menentukan rencana ke depan atau berperilaku impulsif.
- Merasa acuh tak acuh atau bahkan mewajarkan tindakan penganiayaan terhadap orang lain.
- Mudah terprovokasi yang membuatnya sering terlibat perkelahian.
- Merasa senang menimbulkan rasa sakit pada orang lain.
Meski memiliki gejala klinis yang serupa, perbedaan sosiopat dan psikopat bisa dilihat dari karakteristik khususnya.
Umumnya, seorang sosiopat akan bertindak impulsif, suka berbohong, dan tidak menentu, namun tetap berusaha untuk mempertahankan kehidupan keluarga atau pekerjaannya.
Selain itu, pengidap sosiopat biasanya masih mengetahui bahwa perilaku negatifnya merupakan hal yang salah, meskipun hal tersebut tidak cukup untuk menghentikan perilakunya.
Sementara itu, seorang psikopat biasanya memiliki sejumlah karakter, seperti:
- Tidak memiliki empati.
- Sering menipu.
- Memiliki emosi yang dangkal atau cepat marah.
- Bersikap manipulatif untuk memperoleh kendali atas orang lain.
- Memiliki harga diri yang tinggi.
- Tidak merasa bersalah atau menyesal dalam menyakiti orang lain.
Dapat disimpulkan, seorang psikopat cenderung bersikap acuh tak acuh pada kehidupan orang lain dan kerap menunjukkan perilaku negatif yang lebih parah karena tidak memiliki emosi dan hati nurani sama sekali.
Oleh karenanya, kerugian yang ditimbulkan oleh seorang psikopat cenderung lebih parah bahkan lebih berisiko membahayakan keselamatan orang lain.
3. Dari Kemampuan Bersosialisasi
Perbedaan sosiopat dan psikopat selanjutnya terletak pada kemampuan bersosialisasi. Seorang psikopat biasanya terlihat menyenangkan, mampu menyesuaikan diri, dan terkesan karismatik saat berada di lingkungan sosial.
Namun sebetulnya, hal tersebut merupakan cara psikopat untuk memanipulasi orang-orang di sekitarnya agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
Berbeda dengan psikopat, seorang sosiopat cenderung lebih blak-blakan, mudah tersinggung, labil, dan tidak mampu menjaga hubungan dengan orang lain sehingga lebih suka menyendiri.
Kendati demikian, seorang sosiopat masih bisa membangun ikatan emosional dengan individu ataupun kelompok tertentu. Hal ini pula yang membedakannya dengan psikopat yang tidak mampu membangun ikatan emosional dan hanya memandang orang lain sebagai objek.
4. Dari Rasa Kemampuan Mengontrol Diri
Perbedaan sosiopat dan psikopat berikutnya dapat dilihat dari kemampuan dalam mengontrol diri. Pengidap sosiopat cenderung lebih mudah panik, gugup, gelisah, ataupun bertindak agresif jika tidak mendapatkan hal yang diinginkannya.
Selain itu, kejahatan yang dilakukan oleh seorang sosiopat biasanya bersifat spontan, tidak terencana dengan detail, dan impulsif.
Di sisi lain, seorang psikopat biasanya lebih bersikap tenang dan tidak memiliki rasa takut saat melakukan tindakan kriminal. Bahkan, seorang psikopat juga mampu membuat perencanaan yang sangat detail dan berhati-hati sebelum melakukan aksinya.
Itulah perbedaan psikopat dan sosiopat yang belum banyak diketahui orang.***
Leave a Reply