Healmind – Simak penyebab mengapa seseorang mengapa gangguan kepribadian antisosial, di sini.
Gangguan kepribadian antisosial adalah kelainan kondisi psikologis di mana seseorang mengabaikan konsep benar dan salah dalam bertindak di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dilansir dari laman resmi RS Siloam, orang yang memiliki gangguan mental ini cenderung tidak peduli dengan perasaan orang lain.
Pengidap gangguan kepribadian antisosial adalah seseorang yang juga suka mencari masalah (troublemaker) dengan sengaja dan membuat orang lain marah atau murka.
Tidak hanya itu, seseorang dengan ASPD juga memiliki kecenderungan untuk memanipulasi atau bersikap kasar terhadap orang lain.
Meskipun telah bertindak kasar terhadap orang lain, pengidap ASPD tetap acuh dan tidak merasakan penyesalan. Seseorang dengan gangguan kepribadian ini pun sering melanggar hukum dan menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau minuman keras.
Dalam kehidupannya, mereka umumnya akan kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap keluarga, sekolah, dan pekerjaan.
Penyebab Gangguan Kepribadian Antisosial
Karakteristik ASPD umumnya dapat terlihat pada seseorang berusia di bawah 18 tahun, pada akhir masa kanak-kanak atau awal masa remaja. B
iasanya, kondisi ini didiagnosis sebagai gangguan perilaku pada anak (conduct disorder) yang bisa ditandai dengan kecenderungan untuk berbohong, mencuri, mengabaikan peraturan, atau melakukan bullying.
Sama halnya dengan gangguan kepribadian lainnya, ASPD tidak memiliki satu penyebab atau faktor yang pasti. Adapun beberapa faktor yang bisa memicu gangguan kepribadian antisosial adalah:
Faktor biologi: Level serotonin yang tidak normal. Serotonin merupakan zat kimia di dalam otak yang berfungsi untuk mengatur suasana hati dan rasa bahagia.
Faktor genetika: Beberapa faktor genetika mungkin bisa memengaruhi atau meningkatkan risiko terjadinya ASPD pada seseorang. Namun, hingga saat ini belum ada satu faktor genetik yang terbukti mengakibatkan kondisi tersebut.
Gaya hidup: Masalah penyalahgunaan obat-obatan dan minuman keras sering kali terjadi pada pengidap ASPD.
Lingkungan: Pengalaman traumatik atau kekerasan di masa kecil bisa meningkatkan risiko kelainan kepribadian antisosial saat beranjak dewasa, misalnya pada anak yang ditelantarkan sejak kecil.
Jenis kelamin: Anak laki-laki berisiko lebih tinggi mengidap ASPD daripada anak perempuan.
Riwayat keluarga: adanya anggota keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kesehatan mental lainnya.
Penyebab-penyebab di atas pun cenderung meningkatkan risiko terjadinya masalah lain seperti:
Kualitas hidup yang menurun.
Terlibat tindak kejahatan dan masuk penjara.
Kecanduan obat-obatan dan alkohol.
Percobaan bunuh diri.
Depresi dan kecemasan berlebih
Memiliki masalah dari segi keuangan, pendidikan, dan sosial.
Gejala Gangguan Kepribadian Antisosial
Meski tidak semuanya, beberapa pengidap kepribadian antisosial umumnya merupakan seseorang yang cerdas dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga cenderung mudah memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi.
Namun, ada pula beberapa pengidap ASPD lainnya yang mengalami kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, memenuhi kewajibannya di rumah, hingga masuk program rehabilitasi sosial karena ketidakmampuan mereka untuk berhubungan baik dengan orang lain.
Secara umum, berikut gejala serta karakteristik seseorang dengan gangguan kepribadian antisosial:
Tidak bertanggung jawab.
Mengabaikan hukum dan suka melanggar peraturan.
Melakukan tindakan ilegal.
Impulsif dan manipulatif.
Agresif, sikap bermusuhan, kasar, suka mengancam orang lain, dan sering membuat masalah.
Melakukan hal-hal berbahaya yang mengabaikan keamanan diri sendiri dan orang lain.
Tidak peduli dengan perasaan orang lain.
Menghancurkan properti publik (vandalisme).
Suka mencuri, berbohong, dan mengambil keuntungan dari orang lain.
Tidak pernah menyesali perbuatannya yang menyakiti orang lain.
Cara Diagnosis Gangguan Kepribadian Antisosial
Gangguan kepribadian antisosial adalah kondisi yang hanya dapat didiagnosis oleh dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater.
Terdapat beberapa tahap dalam prosesnya, yaitu pemeriksaan riwayat kesehatan, status mental, tes fisik, dan pemeriksaan gejala untuk mengetahui pola perilaku yang mengarah pada ASPD.
Meskipun karakteristik dari ASPD dapat terlihat sebelum usia 18 tahun, gangguan mental ini biasanya baru terdiagnosa ketika sudah mencapai usia dewasa. Adapun tenaga ahli kesehatan, psikolog atau psikiater yang bertugas perlu mengenal pengidap secara mendalam selama beberapa waktu terlebih dahulu.
Selain tes-tes di atas, perlu juga dilakukan evaluasi untuk menyampingkan diagnosis diferensial dari gangguan kepribadian antisosial seperti:
Borderline personality disorder (gangguan kepribadian ambang).
Narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik).
Substance abuse disorder (gangguan penyalahgunaan zat).
Itulah penyebab mengapa seseorang mengapa gangguan kepribadian antisosial.***
Leave a Reply