Dampak Buruk Membandingkan Anak Terhadap Psikologis dan Kesehatan Mental

5 Kebiasaan Buruk Orang Tua yang Rusak Perkembangan Anak
5 Kebiasaan Buruk Orang Tua yang Rusak Perkembangan Anak

Healmind – Simak dampak buruk membandingkan anak terhadap psikologis dan kesehatan mental, di sini.

Sering disadari maupun tidak, banyak orang tua yang sering membandingkan anak sendiri dengan saudaranya atau anak teteangga. Ternyata hal ini tidak baik untuk psikologis anak.

Dilansir dari Being the Parent dan Parenting FirstCry pada Selasa (24/8), terdapat efek buruk psikologis yang akan anak alami jika orangtua terlalu sering membandingkan anaknya dengan anak lain atau bahkan saudaranya sendiri.

Stres yang luar biasa

Seorang anak yang dibandingkan dengan anak-anak lain akan merasa sangat stres. Dampak paling buruknya adalah mereka akan mengalami gangguan kecemasan bahkan insomnia.

Selain itu, ketika anak melihat orangtua tak sepenuhnya menghargai upaya dan hasil kerjanya, itu akan berdampak pada psikologis mereka. Mereka akan menjadi lebih mudah mengalami depresi atau stres.

Ketika seorang anak berkinerja buruk, membandingkannya dengan orang lain bukanlah jawabannya. Cobalah untuk mencari tahu apa yang salah dan dengan senang hati menyusun rencana baru bersama untuk berhasil meraih pencapaian tersebut.

Merasa dirinya rendah

Anak-anak yang terus-menerus dibandingkan dengan orang lain maka lama kelamaan akan mulai percaya bahwa mereka lebih rendah daripada orang lain. Alih-alih berusaha menjadi lebih baik, banyak anak malah akan berhenti begitu saja dan menjadi terlalu takut untuk mencoba hal-hal baru.

Jika anak-anak melihat orangtua mereka lebih menghargai pencapaian anak-anak lain, mereka akan merasa diabaikan dan tidak akan pernah mencoba untuk menyenangkan orangtua mereka.

Selain itu, anak-anak juga akan terhambat dalam menjalin relasi dengan lingkungan sosialnya, karena ia akan sulit untuk dapat menjalin pertemanan yang positif dengan teman sebayanya.

Social anxiety

Jika anak secara terus-menerus direndahkan dengan perbandingan, maka dia akan mulai menghindari interaksi dengan orang lain.

Karena anak sudah percaya bahwa dia lebih rendah dan menjadi orang yang ‘tidak berguna’, dia kan menjadi terlalu malu untuk bersosialisasi dengan orang lain karena mereka berpikir bahwa mereka tak punya apapun untuk bisa dibanggakan.

Jelas, jika anak dihina secara negatif karena dibandingkan dengan orang lain, entah itu saudara atau teman sebayanya. Maka dirinya akan menjadi tidak merasa bahagia jika ada di dekat orangtuanya. Mereka akan menarik diri karena mereka tidak ingin membuat orangtuanya kecewa dan terluka lebih lanjut.

Kamu akan menjadi sumber luka baginya dan dia akan berusaha menjaga jarak dari kamu. Hal ini juga membuat anak merasa tidak aman dan kehilangan kepercayaan pada orangtua, yang mana akan menyebabkan masalah perkembangan ataupun perilaku ketika anak beranjak dewasa.

Selalu memiliki rasa benci pada orang lain

Tanpa disadari, ketika orangtua terlalu sering membandingkan anaknya dengan orang lain, anak mungkin diam-diam mulai membenci orang tersebut. Hal ini akan menyebabkan anak memiliki perilaku agresif, kecenderungan berkelahi, bahkan saling memukul.

Secara tersirat, orangtua juga akan menyampaikan pesan bahwa anak yang memiiki prestasi lebih baik akan lebih disukai dan dicintai. Akibatnya, anak mungkin mulai meremehkan dirinya sendiri.

Orangtua tak boleh lupa bahwa efek negatif dari membandingkan anak dengan orang lain bisa menjadi masalah seumur hidup bagi anak-anak mereka. Setiap anak unik dengan caranya sendiri, orangtua harus menyadari hal ini dengan menerima, mendorong, dan memelihara karakteristik, dan bakat individu setiap anak.***