Healmind – Simak pengertian Conduct Disorder, gangguan emosi pada anak yang sering agresif, kasar, dan tidak mengikuti aturan, di sini
Pengertian COnduct Disorder
Conduct disorder adalah gangguan emosi pada anak yang menimbulkan pola perilaku mengganggu, agresif, kasar, dan sulit mengikuti aturan.
Kondisi ini bisa dialami sebelum anak berusia 10 tahun, namun lebih sering terjadi pada remaja berusia 10–19 tahun. Selain itu, conduct disorder juga lebih sering dialami oleh anak laki-laki.
Conduct disorder adalah gangguan perilaku pada anak yang juga termasuk ke dalam impulse control disorder (ICD). Selain itu, kondisi ini juga kerap terjadi bersamaan dengan gangguan mental lainnya, seperti:
Gangguan belajar.
- Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).
- Depresi pada anak.
Penyeba Conduct Disorder
Belum diketahui secara pasti apa penyebab anak mengalami conduct disorder. Namun, terdapat dugaan bahwa conduct disorder adalah gangguan yang bisa dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:
Faktor genetik: Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan conduct disorder atau masalah kejiwaan lainnya, seperti gangguan kecemasan atau gangguan kepribadian, lebih berisiko mengalami conduct disorder.
- Faktor biologis: Conduct disorder juga kerap dikaitkan dengan kelainan pada bagian otak yang berfungsi dalam pengaturan perilaku, kontrol impuls, serta emosi. Hal ini diduga berkaitan dengan tingginya kadar hormon testosteron di dalam tubuh, trauma atau cedera otak, gangguan saraf, serta riwayat kejang.
Faktor lingkungan: Pola asuh orang tua yang kurang tepat, paparan kekerasan anak dalam rumah tangga, keadaan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan tempat tinggal dengan tindak kriminalitas dan penyebaran narkoba yang tinggi, dan pengalaman traumatis pada anak di masa lalu dipercaya bisa memicu terjadinya conduct disorder pada anak.
Faktor psikologis: Gangguan mental pada anak seperti depresi, skizofrenia, gangguan kepribadian, dan gangguan bipolar, juga dapat membuat anak cenderung lebih berisiko mengalami conduct disorder.
Faktor sosial: Anak yang tidak diterima dan dikucilkan oleh teman sebayanya cenderung lebih berisiko mengalami conduct disorder.
Gejala Conduct Disorder
Pada dasarnya, conduct disorder terbagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu ringan, sedang dan berat. Mengacu pada buku Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV, conduct disorder adalah pola perilaku yang menetap dan dilakukan secara berulang ketika norma, hak dasar orang lain, atau aturan dalam masyarakat dilanggar.
Seorang anak dapat dikatakan mengalami conduct disorder apabila menunjukkan tiga gejala spesifik dalam kurun waktu sekurang-kurangnya 12 bulan atau paling tidak satu gejala spesifik dalam 6 bulan terakhir. Adapun sejumlah gejala dari conduct disorder adalah:
Tindakan agresif terhadap manusia dan hewan: Sering mengintimidasi, menggertak, atau mengancam orang lain, sering memulai pertengkaran atau perkelahian fisik, sering menggunakan barang sebagai senjata (seperti pecahan botol, pisau, atau batu batako) yang dapat melukai seseorang, memaksa seseorang untuk melakukan aktivitas seksual, melakukan kekejaman fisik terhadap hewan, dan lain-lain.
Tindakan agresif untuk merusak properti: Merusak fasilitas umum dengan sengaja.
Tindakan agresif dalam penipuan dan pencurian: Melakukan penipuan untuk memperoleh bantuan atau barang dari orang lain, sering membobol gedung, rumah, atau mobil orang.
Tindakan agresif dalam pelanggaran yang serius: Melarikan diri dari rumah selama satu malam yang dilakukan tanpa izin setidaknya dua kali atau pergi dari rumah tanpa kembali untuk periode yang panjang, sering membolos sekolah dimulai sebelum berusia 13 tahun, sering berada di luar rumah hingga larut malam tanpa seizin orang tua.***
Leave a Reply